Bagaimana Kekuasaan dapat Mempengaruhi Orang Lain

Table of Contents

Pada Artikel ini, penulis akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan kekuasaan dan bagaimana kekuasaan tersebut dapat diperoleh. Dan belum dapat menjawab : apakah kekuasaan dapat merusak?

Terdapat bukti yang pasti bahwa ada aspek-aspek dalam kekuasaan yang dapat merusak. Bukti-bukti menyatakan bahwa kekuasaan akan mengarahkan orang untuk menempatkan kepentingannya sendiri di depan kepentingan orang lain. Mengapa hal tersebut terjadi? Riset menyatakan bahwa kekuasaan tidak hanya dapat mengarahkan orang untuk menitik beratkan pada kepentingan mereka sendiri karena mereka mampu, tetapi juga karena dapat membebaskan orang untuk berfokus kearah dalam, dan menuju ke tempat yang beratnya lebih tinggi pada tujuan dan kepentingan mereka. 

Kekuasaan juga akan mengarahkan individu untuk “merealisasikan” orang lain (untuk melihat mereka sebagai sebuah alat bantu untuk memperoleh tujuan instrumental mereka), untuk menilai hubungan dengan orang-orang yang memiliki lebih sedikit kekuasaan, dan untuk melihat hubungan sebagai lebih peripheral.

Pertama, Efek berbahaya dari kekuasaan bergantung pada kepribadian seseorang. Riset menyatakan bahwa jika kita memiliki kepribadian cemas, maka kekuasaan tidak akan merusak kita karena kita kurang memikirkan untuk menggunakan kekuasaan agar menguntungkan kita. Kedua, Efek merusak dari kekuasaan dapat dikurangi oleh sistem organisasi. Sebagai contoh, salah satu riset menemukan bahwa sementara kekuasaan membuat orang berprilaku Dalam sikap yang lebih mementingkan diri sendiri, maka ketika tanggung jawab perilaku ini dimulai, perilaku yang mementingkan diri sendiri akan berhenti. Ketiga, memaafkan, tetapi kita memiliki kekuatan untuk menumpulkan efek negatif dari kekuasaan. 

Salah satu kajian memperlihatkan bahwa hanya dengan mengepresikan terima kasih terhadap orang lain yang berkuasa akan membuat mereka kurang agresif terhadap kita. Terakhir, ingatlah peribahasa bahwa mereka yang memiliki kekuasaan yang kecil mengambil dan menyalahgunakan kekuasaan kecil yang mereka miliki, hal ini nampaknya benar, bahwa orang-orang yang cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan adalah mereka yang memiliki status yang rendah dan ingin memperoleh kekuasaan. Mengapa hal ini terjadi? Jelas terlihat bahwa mereka yang memiliki status yang rendah akan merasa terancam, dan ketakutan ini digunakan dalam cara yang negatif jika kekuasaan diberikan kepada mereka.

Seperti yang dapat kita lihat, terdapat factor-faktor yang dapat memperbaiki efek negatif dari kekuasaan. Tetapi terdapat pula efek positifnya. Kekuasaan akan memberikan energi dan mengarahkan pada pendekatan motivasi (yaitu, semakin termotivasi untuk mencapai tujuan). Ini juga dapat mendorong motivasi orang untuk membantu orang lain, setidaknya bagi orang-orang tertentu. Salah satu riset menemukan, sebagai contoh, bahwa nilai dari membantu orang lain hanya diterjemahkan ke dalam perilaku kerja actual ketika orang merasakan kekuasaan.

Riset ini menunjuk pada sebuah wawasan yang penting mengenai kekuasaan. Tidak begitu banyak kekuasaan yang merusak seperti yang telah diungkapkan. Mendukung penelusuran alasan lain, kajian lainnya mengungkapkan bahwa kekuasaan mengarah pada perilaku yang mementingkan diri sendiri tersebut hanya bagi mereka dengan identifikasi moral yang lemah (yaitu, keadaan yang mana moral merupakan inti dari identitas seseorang). Bagi mereka dengan identitas moral yang kuat, kekuasaan benar-benar meningkatkan kesadaran moral mereka.


Posting Komentar